Rabu, 08 Mei 2013

Dermaga



Sudah siang ya? Entahlah harus disebut baru siang atau sudah semakin siang.
Aku Azka, lelaki kecil berumur 5 tahun Bumi,  sedang sendiri duduk di tepian dermaga danau. Tepat jam 1 siang.
Yang anehnya, jam 1 siang ini terlihat seperti pagi berembun. Nyaman sekali disini, menikmati kicauan cendet riang.
Matahari seakan menyimpan energinya untuk dihempaskan, esok, lusa atau tahun tahun berikutnya barangkali.
Berjam – jam aku duduk, suara cendet tadi berganti dengan suara katak dan serangga – serangga sore, seraya memejamkan mata.
biarlah aku melwatkan warna indah langit senja yang sengaja menari nari manja.

Beberapa waktu yang lalu, aku terus berada dalam situasi ramai yang hiruk pikik yang padahal hanya diciptakan oleh sepasang orang saja.
Tak habis pikir memang, dua orang mampu menciptakan suasana yang bahkan lebih ramai dari perayaan pemakaman di rante.
Sudahlah, takkan cukup umur kalau hanya memikirkan itu.
Aku masih berbaik sangka kepada waktu, dia akn jujur memberikan semua yang memang harus diketahui.
Baiklah aku sabar disni, sendiri duduk di tepian dermaga danau.




Rabu, 30 Mei 2012

Kawanku Pejuang Tangguh

barusan ngeliat berita, isinya tentang anak sekolah pedalaman yg pintar tapi karena keterbatasan biaya dia tidak mampu untuk.melanjutkan sekolah ke jenjang yg lebih tinggi.

Dulu, sewaktu gw masih SMP, SMA gw berfikir dunia ini sudah cukup adil, kenapa? dengan mengukur teman2 sendiri untuk yg keluarganya kurang mampu rata2 mereka cukup pintar dan berprestasi dalam belajar. sedangkan yg untuk keluarga berkecukupan mereka mungkin biasa-biasa saja dikelas. (this is fact in my class ago)
pendapat ini gw dapat dari pengamatan terhadap teman-teman gw sendiri semasa sekolah. walau ngga semuanya seperti itu, tapi.ya sebagian memang terjadi.

Dan miris banget ketika salah satu temen gw, yg sekelas dari SD-SMP berhenti sekolah di SMA yg baru merasakan celana abu-abunya di kelas 1.
Dia adalah anak yang cukup pintar, semasa SD dia pindahan dari sekolah didaerah ke Jakarta. dengan bahasa logat jawanya, dia mampu menjadi juara kelas berturut turut sampai ke NEM/Nilai ujian akhir tertinggi waktu SD dulu. dia bukan orang mampu, hanya tinggal dikontrakan kecil, dan kalau untuk jajan pun rasanya jarang gw lihat.
Berlanjut ke SMP kami sekelas lagi, dan benar prestasinya masih berlanjut, dia hebat dimata gw, dalam beberapa pelajaran matematika/fisika khususnya hal-hal rumit mampu dia sederhanakan dan dia sharing ke teman teman lain agar mudah mengerti. hal-hal seperti itu , pintar dan kesederhanaannya itu selalu membuatku kagum. jauh lebih kagum dibanding teman-teman yg datang kesekolah dengan pamer Handphone baru.
Selepas SMP kami sama-sama melanjutkan ke SMA, sesuai dengan NEM dia yg lebih tinggi didapat, dia berhasil masuk ke SMA yg lebih unggul dr pada SMA yg gw dapat. mulai dari sini kami berpisah.

Hampir setengah semester gw melanjutkan sekolah, gw mendapati kabar bahwa kawan gw itu tidak lagi bersekolah.
amat sangat terkejut gw waktu itu. dengar cerita bahwa kekurangan biaya membuatnya harus berhenti bersekolah. tapi gw blm bisa mengerti knp dia tak ajukan beasiswa?
OHMYGOD! dimana keadilan, banyak orang-orang yg menyiakan waktu dan biaya sekolahnya untuk hal-hal remeh, mengambil uang bayaran untuk bermain main. namun untuk teman gw ini seperti tak diberi kesempatan.
Lama waktu berlalu, gw dengar dia sekarang hidup merantau berpindah-pindah, bukan hanya dari kota ke kota, tapi sampai pulau ke pulau. bukan untuk bersenang-senang dia bekerja dibidang percetakan buku, dan harus menyebarkan buku - buku cetak tersebut. kita masih saling bertukar kabar, sesaat dia sedang ke Jakarta pasti dia kerumah gw. Sering gw menerima kabar dia sedang di sumatra, kemudian ke kalimantan, blm lama akhir-akhir ini dia ke papua. Hebat bukan? Kehidupannya membuatku merasakan ketangguhan hidup gw blm ada apa-apanya dibanding dia.
Dulu dia hanya seorang anak yg hidup ingin sama dgn anak-anak lain. belajar, sekolah, bermain. sampai akhirnya dia tidak bs disamakan lagi dengan anak2 lain seperti umumnya. namun dia tetap bahagia dgn hidupnya. dia bisa bercerita tentang petualangannya dijauh sana. dan akupun selalu surprise mendengar ceritanya itu.
Dulu dia anak pertama yang mengajarkan gw komputer, tentang aplikasi2 ringan untuk belajar, menggambar, rumus-rumus exelant, tentang cara menonton film dikomputer, padahal komputer yg dipakaipun komputer orang lain. disaat pelajaran kosong dia yang selalu punya imajinasi tinggi dengan gambar-gambar kartunnya yang hampir disusun menjadi sebuah komik lucu.

Yah memang kita tidak bisa menghakimi adil/tidak adil didalam hidup ini, rencana Tuhan pasti selalu baik.
Kita hanya tinggal berusaha, namun andaikan kau dulu bisa menyelesaikan SMA mu dan dapat melanjutkan ke bangku Kuliah kawan. gw yakin kau mampu membuat dunia ini melihatmu berprestasi!

Seorang anak dengan semangat hidupnya yang pindah ke Jakarta, kalau ditanya apa pemain bola kesukaan mu? dengan logat jawanya tegas dia menjawab "Ronaldo"